Syair si Pelang Pantun - Tantangan Menulis 365 Hari Ke-89
Syair Si Pelang Pantun
****
Bila datang hajatan menikah
Maka diundanglah tamu agar meriah
Tak lupa pula disiapkan barisan hadrah
Serta pelang pantun di depan rumah
*****
Adat Melayu apik disajikan
Dalam majelis adat pernikahan
Untuk melestarikan adat warisan
Agar Melayu tak lekang dimakan jaman
*****
Pelang Pantun jadi tradisi'
Penuh nasihat yang padat berisi
Jadikan hiburan sambil beratraksi
Bersilat lidah di kedua sisi
*****
Sisi pertama dari pihak pengantin laki-laki
Berbaris panjang membawa baki
Rombongan berarak berjalan kaki
Menuju rumah mempelai perempuan yang dikehendaki
****
Sisi kedua pihak pengantin perempuan
Berbaris rapi menanti di titik pertemuan
Para perempuan membawa tepak beras kuning bertumpuan
Sementara para lelaki berbaris berhadap temuan
*****
Setibanya rombongan berarak di tikar hamparan
Pelang Pantun pun bersiap dengan paparan
Dimulailah perang Pantun berlontar-lontaran
Tak kunjung habis beberapa putaran
****
Si Pelang Pantun tuan rumah mulai ajukan tawaran
Dengan berikan sebuah cabaran
Untuk sekedar menguji kesabaran
Ataupun untuk adu kepintaran
*****
Pelang Pantun tamu tak mau kalah bersaing
Diterimalah cabaran yang dianggap penting
Agar si mempelai laki-laki dapat bersanding
Para pendekar Pelang Pintupun maju bertanding
*****
Para pendekar beradu jurus
Dari tangan kosong hingga senjata terhunus
Napas pendekar terdengar mendengus
Karena keduannya fokus untuk memberangus
****
Namun pendekar tamu ternyata lebih kuat dan pantang menyerah
Pendekar tuan rumah bertekuk lutut menyerah kalah
Si Pelang Pantun tuan rumah mau tak mau berserah
Rombongan pengantin laki-laki disilahkan masuk ke dalam rumah
****
Acara berlanjut hingga selesai
Tugas para Pelang Pantun pun telah usai
Adat terjunjung marwah ditunai
Menjaga tradisi Melayu yang tak ternilai
****
Pontianak, 14 Juli 2020
00.57 Wib
#89
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Luar biasaa. Keren dan mantap pak As. Adat melayu memang memikat,indah sekalii
Makasiiiiiihhhh banyak Bu atas apresiasinya.
Kern puisinya pak
Makasih Bu
Bapak mah jagonya sajak sajak yang bersyair indah. Barakallah pak As
Gak jago kok Bu cuma.berusaha aja.
Hebat nian Pak As. Keren menewen
Eh? Apanya yang.hebat Bu? Masih jauh saya ketinggalan sama Ibu.
Mantap Surantap..
Makasih Bu
Keren syairnya Pak ,
Makasih Bu
keren puisinya pak Asmin
Makasih Pak
semoga ttp smgt ya
Iya
salam literasi
Salam Literasi'
Luar biasa,,,syairnya ,,,saya sungguh tak pandai,,sukses Pak
Pelajari dulu baru dicoba Bu
Mantap
Makasih Bu
Keren puisinya
Makasih Bu
Wow mantap, keren. Sekeren yang menulis
Tulisan Bapak selalu super keren.. Semoga sukses dan sehat selalu
Waaaaaaahhh... Makasih banyak Pak.
Masya Allah. Pengen juga buat syair.
Hahahaha... Ayok ah Bu buat.
Keren syairnya pak
Makasiiiiiihhhh Bu
Pantun yg keren
Bukan Pantun Ibu tapi syair
Sudah bagus abangnda,
Makasih banyak
Sudah bagus abangnda, tingal membuatnya menjadi empat kerat dalam satu baris, biar pepat dan padat.
Belum lagi paham maksudnya